Kamis, 15 Januari 2015

"What's next?"

My life was a messed up. Big time. Dan saya ngga pernah berhenti bersyukur sama Tuhan karena telah membantu saya melaluinya. Beneran. Karena kalo pake nalar sih, kyanya ga mungkin banget saya bisa melalui semua itu tanpa bantuanNya.


Saya pernah punya masalah hidup bak benang kusut yang ga bisa digunting. Udah ga bisa dibenerin lagi. Jadinya depressing berat. Ada masanya, tiap malem saya ga bisa tidur saking depresinya. Cuma bisa nyesel:



"Kenapa gw ga ini? kenapa gw ga gitu?"



"Seandainya gw dulu gini. Seandainya dulu gw gitu"



Dipaksa tidur pun, ternyata malah kebawa mimpi si masalah. Dark ages banget lah masa itu.



Jadi stress ga jelas bawaannya. Apalagi klo ngeliat temen-temen SMA udah pada kerja, temen-temen kuliah seangkatan, bahkan adik kelas di kampus udah pada lulus, sebagian malah udah pada kerja, sedangkan kuliah saya…super duper berantakannya.



Saking stressnya, saya bisa melalui 24 jam hanya dengan tidur, makan, dan ke kamar mandi, tanpa melakukan hal lainnya. Bukannya menyelesaikan masalah, saya malah menggali lubang masalah yang lebih dalam.



Sampai pada suatu pagi, dengan hidayah Tuhan YME, muncul pertanyaan dalam sanubari saya:



"Harus gw apain nih hidup gw?"



Dan ternyata pertanyaan tersebut adalah titik nadir hidup saya. Kulminasi dari semua depresi saya. Sebuah pertanyaan yang ternyata adalah semua kunci jawaban.



Asyik ya, bahasanya? :D



You know, Socrates pernah bilang. Hidup itu bukan soal mencari jawaban yang benar atas pertanyaan hidup. Tapi soal mencari pertanyaan yang benar atas jawaban hidup. Dan meskipun membingungkan. Percayalah hal tersebut benar adanya. Meskipun tidak benar kalau Socrates lah yang mengatakan hal tersebut. Jadi jangan percaya kalu kutipan itu diambil dari perkataan Socrates.



Dan ya, dengan pertanyaan yang kurang lebih sama, semua masalah yang saya hadapi bisa saya lalui. Alhamdulillah. Saya sukses belajar dari masa kegelapan saya tersebut, dan berhasil menemukan inspirasi paling berharga di dalam hidup saya:



Live with “What’s next?” don’t with “What if’s?”



Artinya tau lah ya? Tadinya saya mau menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, tapi itu pasti akan terkesan merendahkan intelejensia Anda :d



Tapi maksudnya begini…hidup itu bergerak maju. Waktu terus berputar dan ga akan mungkin berbalik. Apapun yang harus kita lakukan, lakukanlah. Apapun yang kita inginkan, kejarlah. Jangan takut. Jangan malu. Lakukan segala sesuatu dengan usaha terbaik. Kalau gagal, perbaiki, coba lagi. Klo masih gagal, ya udahlah toh kita udah berusaha dengan yang terbaik, berikhtiar, dan berdoa.



Jangan menyesal, penyesalan ga memperbaiki apapun atau mengembalikan usaha yang udah kita lakukan dan waktu yang udah kita lalui. Move on, perbaiki diri sambil bergerak terus, take action. Selalu tanyakan pada diri kita “Apa selanjutnya? Apa yang bisa dilakukan dengan lebih baik? Apa yang harus diubah menjadi lebih baik?”. Menyesali apa yang terjadi sambil bertanya-tanya “Gimana ya seandainya ini itu bla bla bla?” itu sama sekali ga ada gunanya, cenderung merugikan malah.



Pun jika harus menyesal, lebih baik menyesal atas hal yang kita lakukan daripada hal yang ga kita lakukan. Seperti kutipan yang saya ambil dari karakter Bateman, di film London (a must see movie, btw) yang berbunyi:



"Personally, I’d much rather regret something I’d done rather than something I was too afraid to do.”



Kesalahan itu masih bisa diperbaiki. Tapi rasa penasaran selalu menghantui. Tsaaahhh, banget kan? Bisa aja sih rasa penasaran itu dibayar dengan aksi yang benar-benar menuntaskannya. Tapi kalau udah terlambat gimana coba?



Intinya sih pengendalian diri, masih baaanyak janda-janda kaya, anak-anak pejabat…BTW, joke ini masih lucu ga sih?



Intinya, serius nih, embrace your life. Cari terus apa yang harus kita lakukan, cari terus apa yang kita mau. Kalo udah ketemu, lakukan, kejar ampe dapet! Repeat.



Waktu dan momen ga bakal berulang, tapi usaha bisa kita ulang-ulang. Jangan nunggu kesempatan dateng. Buatlah kesempatan itu ada dan dateng. Gimana caranya?



Keep asking yourself this question:



"What’s next?"




Dan bergeraklah atas jawaban yang Anda dapatkan. Percaya deh. Saya nulis panjang-panjang gini untuk sharing pengalaman saya aja, sedikit bragging juga sih. Hehe. Tapi serius lagi, pengalaman saya di atas bisa jadi jalan pintas buat Anda. Ga perlulah sampai terpuruk hingga teruk seperti saya untuk tahu apa yang sebenernya dibutuhkan untuk terus maju. 

"What’s next?"



Meskipun memang akan ada masanya kita berhenti menanyakan hal tersebut, tapi pastikan lah hal yang membuat Anda berhenti bertanya adalah:



"I’ve done everything"

Action may not always bring happiness; but there is no happiness without action.


Sun basah…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar