My
life was a messed up. Big time. Dan saya ngga pernah berhenti bersyukur
sama Tuhan karena telah membantu saya melaluinya. Beneran. Karena kalo
pake nalar sih, kyanya ga mungkin banget saya bisa melalui semua itu
tanpa bantuanNya.
Saya
pernah punya masalah hidup bak benang kusut yang ga bisa digunting.
Udah ga bisa dibenerin lagi. Jadinya depressing berat. Ada masanya, tiap
malem saya ga bisa tidur saking depresinya. Cuma bisa nyesel:
"Kenapa gw ga ini? kenapa gw ga gitu?"
"Seandainya gw dulu gini. Seandainya dulu gw gitu"
Dipaksa tidur pun, ternyata malah kebawa mimpi si masalah. Dark ages banget lah masa itu.
Jadi
stress ga jelas bawaannya. Apalagi klo ngeliat temen-temen SMA udah
pada kerja, temen-temen kuliah seangkatan, bahkan adik kelas di kampus
udah pada lulus, sebagian malah udah pada kerja, sedangkan kuliah
saya…super duper berantakannya.
Saking
stressnya, saya bisa melalui 24 jam hanya dengan tidur, makan, dan ke
kamar mandi, tanpa melakukan hal lainnya. Bukannya menyelesaikan
masalah, saya malah menggali lubang masalah yang lebih dalam.
Sampai pada suatu pagi, dengan hidayah Tuhan YME, muncul pertanyaan dalam sanubari saya:
"Harus gw apain nih hidup gw?"
Dan
ternyata pertanyaan tersebut adalah titik nadir hidup saya. Kulminasi
dari semua depresi saya. Sebuah pertanyaan yang ternyata adalah semua
kunci jawaban.
Asyik ya, bahasanya? :D
You
know, Socrates pernah bilang. Hidup itu bukan soal mencari jawaban yang
benar atas pertanyaan hidup. Tapi soal mencari pertanyaan yang benar
atas jawaban hidup. Dan meskipun membingungkan. Percayalah hal tersebut
benar adanya. Meskipun tidak benar kalau Socrates lah yang mengatakan
hal tersebut. Jadi jangan percaya kalu kutipan itu diambil dari perkataan Socrates.
Dan
ya, dengan pertanyaan yang kurang lebih sama, semua masalah yang saya
hadapi bisa saya lalui. Alhamdulillah. Saya sukses belajar dari masa
kegelapan saya tersebut, dan berhasil menemukan inspirasi paling
berharga di dalam hidup saya:
Live with “What’s next?” don’t with “What if’s?”
Artinya
tau lah ya? Tadinya saya mau menerjemahkannya ke dalam bahasa
Indonesia, tapi itu pasti akan terkesan merendahkan intelejensia Anda :d
Tapi
maksudnya begini…hidup itu bergerak maju. Waktu terus berputar dan ga
akan mungkin berbalik. Apapun yang harus kita lakukan, lakukanlah.
Apapun yang kita inginkan, kejarlah. Jangan takut. Jangan malu. Lakukan
segala sesuatu dengan usaha terbaik. Kalau gagal, perbaiki, coba lagi.
Klo masih gagal, ya udahlah toh kita udah berusaha dengan yang terbaik,
berikhtiar, dan berdoa.
Jangan
menyesal, penyesalan ga memperbaiki apapun atau mengembalikan usaha
yang udah kita lakukan dan waktu yang udah kita lalui. Move on, perbaiki
diri sambil bergerak terus, take action. Selalu tanyakan pada diri kita
“Apa selanjutnya? Apa yang bisa dilakukan dengan lebih baik? Apa yang
harus diubah menjadi lebih baik?”.
Menyesali apa yang terjadi sambil bertanya-tanya “Gimana ya seandainya
ini itu bla bla bla?” itu sama sekali ga ada gunanya, cenderung
merugikan malah.
Pun
jika harus menyesal, lebih baik menyesal atas hal yang kita lakukan
daripada hal yang ga kita lakukan. Seperti kutipan yang saya ambil dari
karakter Bateman, di film London (a must see movie, btw) yang berbunyi:
"Personally, I’d much rather regret something I’d done rather than something I was too afraid to do.”
Kesalahan
itu masih bisa diperbaiki. Tapi rasa penasaran selalu menghantui.
Tsaaahhh, banget kan? Bisa aja sih rasa penasaran itu dibayar dengan
aksi yang benar-benar menuntaskannya. Tapi kalau udah terlambat gimana
coba?
Intinya sih pengendalian diri, masih baaanyak janda-janda kaya, anak-anak pejabat…BTW, joke ini masih lucu ga sih?
Intinya,
serius nih, embrace your life. Cari terus apa yang harus kita lakukan,
cari terus apa yang kita mau. Kalo udah ketemu, lakukan, kejar ampe
dapet! Repeat.
Waktu
dan momen ga bakal berulang, tapi usaha bisa kita ulang-ulang. Jangan
nunggu kesempatan dateng. Buatlah kesempatan itu ada dan dateng. Gimana
caranya?
Keep asking yourself this question:
"What’s next?"
Dan
bergeraklah atas jawaban yang Anda dapatkan. Percaya deh. Saya nulis
panjang-panjang gini untuk sharing pengalaman saya aja, sedikit bragging
juga sih. Hehe. Tapi serius lagi, pengalaman saya di atas bisa jadi
jalan pintas buat Anda. Ga perlulah sampai terpuruk hingga teruk seperti
saya untuk tahu apa yang sebenernya dibutuhkan untuk terus maju.
"What’s next?"
Meskipun
memang akan ada masanya kita berhenti menanyakan hal tersebut, tapi
pastikan lah hal yang membuat Anda berhenti bertanya adalah:
"I’ve done everything"
Action may not always bring happiness; but there is no happiness without action.
Sun basah…